Tahir Malik Pimpin Unsat

TUGAS BARU. Prof Dr H Muh Tahir Malik (kanan), MSi menerima ucapan selamat dari Ketua Yayasan Universitas Satria Dr Rostiaty, MSPH (tengah) dan Badan Pembina Universitas Satria (Unsat) Ir M Rasrullah Natzir (kiri) , usai dilantik sebagai rektor di Kampus Unsat, Jl Veteran Selatan, Jumat 28 September.
Prof Dr H Muh Tahir Malik resmi menjabat Rektor Universitas Satria (Unsat) Makassar periode 2012-2016. Dia dilantik Koordinator Kopertis IX Sulawesi, Prof Dr Basri Wello di Kampus Unsat Makassar, Jumat, 28 September. Tahir menggantikan rektor sebelumnya, Dr Rosmawati Natsir.

Usai dilantik, Tahir menargetkan Unsat menjadi perguruan tinggi swasta (PTS) unggulan di masa datang. "Caranya, yang pertama adalah memperbaiki kualitas pendidikan, utamanya dalam hal proses belajar mengajar. Kedua meningkatkan kemampuan dosen-dosen. Persoalan dosen harus magister, kita sudah tidak ada masalah. Karena kita tidak menggunakan lagi dosen-dosen yang belum berkualifikasi S2," katanya.

Pihaknya juga akan mempercepat persiapan pembangunan kampus baru Unsat. Saat ini ada program studi (prodi) baru yang diusul, yakni Prodi Magister Hukum.

Namun, Tahir belum bisa membeberkan siapa saja yang bakal mendampinginya di posisi pembantu rektor.  Dia mengatakan, jabatan rektor merupakan pembangun keputusan yang harus banyak koneksi dan jaringan di luar.
"Jadi, pembantu rektor kelak harus mampu menjaga kandang. Saya akan memilih yang memang layak. Bisa saja pembantu rektor yang sebelumnya tetap dipertahankan," sebutnya.

Pelantikan itu juga dihadiri  sejumlah dosen, mahasiswa, dan sivitas akademika Unsat. Hadir pula Ketua Yayasan dan Dewan Pembina Yayasan, Nasrullah Natzir.
Pada kesempatan itu, Basri Wello meminta agar para sivitas akademika Unsat bisa bekerja lebih baik dan menyesuaikan dengan statuta perguruan tinggi serta memperkuat kesepahaman antar pimpinan.

"Kegagalan di beberapa PTS karena tidak adanya kesepahaman antar pimpinan. Perlu ada kesepahaman yang kuat agar kampus tetap sehat. Semua kampus harus mengikuti aturan statuta. Sering terjadi konflik karena statuta tidak dijalankan dengan baik," ungkap guru besar ilmu linguistik UNM ini.

Sumber Berita: http://www.fajar.co.id

0 comments:

Posting Komentar